Istanbul, kota yang megah dengan sejarah ribuan tahun, menawarkan banyak sekali destinasi menakjubkan. Dalam itinerary perjalanan Umroh Plus Turki 2025 salah satu yang paling ikonik dan wajib kamu kunjungi adalah Istana Topkapi. Berdiri megah menghadap Selat Bosphorus, istana ini bukan hanya saksi bisu kejayaan Kesultanan Ottoman selama berabad-abad, tetapi juga menyimpan sebuah rahasia suci yang menarik jutaan peziarah dan wisatawan: koleksi Peninggalan Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga. Mungkin kamu tahu Topkapi sebagai istana, tapi tahukah kamu fakta-fakta menarik di balik penyimpanan Relik Suci ini? Mari kita selami lebih dalam sisi spiritual dan sejarah unik dari Istana Topkapi yang terkait erat dengan Sejarah Ottoman.
Fakta pertama yang perlu kamu ketahui, Istana Topkapi awalnya bukanlah museum. Selama hampir 400 tahun (dari pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-19), tempat ini adalah kediaman resmi para Sultan Ottoman dan pusat pemerintahan kekaisaran. Bayangkan saja, keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi wilayah luas diambil di balik tembok istana ini.
Baru setelah runtuhnya Kesultanan Ottoman dan berdirinya Republik Turki pada awal abad ke-20, kompleks istana yang luas ini diubah menjadi museum pada tahun 1924 atas perintah Mustafa Kemal Atatürk. Kini, ia menjadi salah satu Museum Istanbul yang paling banyak dikunjungi, menawarkan jendela ke dalam kehidupan mewah para sultan dan kompleksitas Sejarah Ottoman. Ini adalah perhentian wajib dalam agenda Wisata Sejarah Turki siapapun.
Koleksi Peninggalan Nabi dan para sahabat tidak disimpan sembarangan di Istana Topkapi. Mereka ditempatkan di bagian khusus yang sangat dihormati, dikenal sebagai Privy Chamber atau Pavilion of the Holy Mantle (Paviliun Jubah Suci). Ruangan ini dulunya adalah bagian pribadi sultan.
Suasana di dalam paviliun ini sangat berbeda dari bagian istana lainnya. Terasa lebih khusyuk, tenang, dan dipenuhi aura spiritual. Pengunjung diharapkan menjaga ketenangan dan bersikap hormat saat berada di area ini. Keamanan di sekitar Relik Suci ini sangat ketat, dan upaya preservasi dilakukan secara cermat untuk menjaga keutuhan benda-benda bersejarah tersebut.
Bagaimana benda-benda suci ini bisa sampai ke Istanbul? Jawabannya terletak pada peristiwa penting dalam Sejarah Ottoman. Pada tahun 1517, Sultan Selim I berhasil menaklukkan Kesultanan Mamluk di Mesir. Kemenangan ini tidak hanya berarti perluasan wilayah, tetapi juga transfer simbolis kekuasaan spiritual.
Khalifah terakhir dari Dinasti Abbasiyah di Kairo, Al-Mutawakkil III, menyerahkan gelar Khalifah beserta simbol-simbol kekhalifahan, termasuk Peninggalan Nabi yang sebelumnya disimpan di Mesir, kepada Sultan Selim I. Relik-relik ini kemudian dibawa dengan penuh penghormatan ke Istana Topkapi, menandai Istanbul sebagai pusat baru Kekhalifahan Islam Sunni.
Koleksi Relik Suci di Istana Topkapi termasuk beberapa item yang sangat penting dan dihormati dalam dunia Islam. Beberapa di antaranya yang bisa kamu saksikan (disimpan dalam wadah kaca pelindung) meliputi:
Melihat langsung Peninggalan Nabi ini menjadi pengalaman spiritual yang mendalam bagi banyak pengunjung.
Salah satu fakta paling unik dan menyentuh di Paviliun Jubah Suci adalah adanya tradisi pembacaan Al-Qur’an tanpa henti selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Tradisi ini konon telah berlangsung selama berabad-abad, dimulai sejak masa Sultan Mehmed II atau Sultan Selim I.
Para Hafiz (penghafal Al-Qur’an) bergantian melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an di dekat relikui. Suara merdu yang menggema lembut menciptakan atmosfer yang sangat damai dan sakral di dalam ruangan, menambah kekhusyukan bagi para pengunjung Istana Topkapi.
Memiliki dan menjaga Peninggalan Nabi memberikan legitimasi religius yang kuat bagi para Sultan Ottoman untuk menyandang gelar Khalifah – pemimpin spiritual umat Islam sedunia. Istana Topkapi, sebagai tempat penyimpanan Relik Suci ini, secara efektif menjadi pusat spiritual Kekhalifahan Ottoman. Keberadaan relik ini memperkuat posisi sultan tidak hanya sebagai penguasa politik tetapi juga sebagai pelindung tempat-tempat suci dan warisan Nabi. Ini adalah aspek krusial dalam memahami Sejarah Ottoman.
Saat kamu mengunjungi Istana Topkapi sebagai bagian dari Wisata Sejarah Turki, masuk ke Paviliun Jubah Suci adalah sebuah keharusan. Namun, perlu diingat bahwa area ini sangat dihormati. Pengunjung biasanya mengantri dengan tertib, dan waktu di dalam ruangan mungkin terbatas untuk memberi kesempatan pada yang lain.
Umumnya, fotografi dan videografi dilarang keras di dalam paviliun ini untuk menjaga kesakralan dan melindungi artefak. Kamu akan melihat relik-relik tersebut dipajang dalam kotak kaca dengan pencahayaan redup. Ini adalah salah satu bagian terpenting dari pengalaman di Museum Istanbul ini.
Secara historis, beberapa Relik Suci, terutama Jubah Suci, dikeluarkan pada acara-acara khusus, seperti pada hari ke-15 bulan Ramadan, untuk diziarahi oleh Sultan dan keluarganya serta pejabat tinggi. Meskipun tradisi ini mungkin telah berubah seiring waktu, perawatan terhadap benda-benda ini tetap menjadi prioritas utama. Pihak Museum Istanbul melakukan konservasi dan pemeliharaan rutin untuk memastikan warisan tak ternilai ini terjaga untuk generasi mendatang.
Istana Topkapi lebih dari sekadar istana megah peninggalan masa lalu. Ia adalah penjaga setia warisan suci Islam, tempat bersemayamnya Peninggalan Nabi Muhammad SAW yang menjadi magnet spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia. Fakta bahwa Relik Suci ini dipindahkan dan dijaga dengan penuh hormat selama berabad-abad adalah bagian tak terpisahkan dari Sejarah Ottoman dan menambah kedalaman makna bagi siapa saja yang melakukan Wisata Sejarah Turki. Kunjungan ke Istana Topkapi menawarkan perpaduan unik antara kemegahan arsitektur, intrik sejarah, dan pengalaman spiritual yang mendalam, menjadikannya destinasi yang benar-benar tak terlupakan.